inspirasi

inspirasi

Monday 2 May 2011

Sahabat Kecil


Banyak pembelajaran yang bisa didapat di luar bangku kuliah, terkhusus dalam pembelajaran akan makna kehidupan. Hari minggu lalu kembali aku mendapatkan pembelajaran yang sangat berharga dan para pengajar ini bukanlah seorang profesor, dosen, ataupun ahli lainnya. Para pengajar ini justru sahabat-sahabat kecil yang mungkin mereka sendiri tidak sadar bahwa kehidupan mereka telah memberikan inspirasi berharga bagi kami yang datang saat itu.

Hari Minggu kemarin, kami mengikuti Paskah GMKI ke Panti Asuhan ‘Rumah Pengharapan Baru’ di Lembang. Rencananya kami akan melakukan kebaktian disana, bernyanyi, mempersembahkan nyanyian dari vokal group, dan bermain dengan adik-adik di panti tersebut. Awalnya aku tidak berencana ke sana karena bentrok waktu dengan kegiatan yang lain, tapi karena beberapa hal, aku dan dua orang teman memutuskan untuk menyusul ke Lembang. Pada akhirnya aku sangat bersyukur kepada Tuhan akan keputusanku ini.

Sepertinya untuk mencapai panti ini bukan perkara gampang. Ketika kami masih seperempat jalan hujan turun, tapi kami memutuskan tetap lanjut ke sana. Sampai di panti, acara sudah berlangsung 1,5 jam. Kami mengikuti acara sisanya dan bersama yang lain bernyanyi, bermain permainan kecil, dan juga mengganggu adik-adik kecil yang mungkin masih berumur 1-2 tahun. Satu pembelajaran yang kudapat, banyak dari mereka yang tidak pernah mengenal ayah dan ibu mereka. Mereka tidak pernah merasakan kasih dari orangtua mereka. Bagaimana dengan aku? Kasih itu melimpah sejak aku kecil dan aku kadang lupa untuk menyukuri itu.



Ternyata panti ini memiliki hal penting lainnya. Panti ini tidak hanya tempat untuk anak kecil saja, tapi juga tempat tinggal beberapa orang wanita yang beberapa orang bahkan seumuran dengan kami yang datang. Sebenarnya aku agak tidak enak untuk menuliskan disini, tapi ini adalah kesaksian dari salah seorang kakak disana yang juga menjadi pembelajaran untukku, pembelajaran kedua, ketiga, dan keempat yang harus kita tanamkan dari sekarang. Sang kakak menceritakan tentang kehidupannya beberapa tahun lalu yang pernah berpacaran dan terjatuh ke dalam dosa hubungan pra nikah. Di poin ini aku belajar tentang bagaimana seharusnya hubungan yang terjalin antar dua orang yang harus selalu kudus hingga akhir hayat memisahkan. Bagi kawan-kawan yang membaca tulisan ini, mari jaga kekudusan hubunganmu kawan, kalau awak sih masih single, hehe.

Kemudian sang kakak juga bercerita bahwa setelah pacarnya mengetahui dia hamil, pacarnya ini meninggalkannya. Di sini aku belajar tentang bagaimanakah komitmen itu. Mungkin hubungan antara kita dan pasangan kita pernah salah, atau jatuh ke dalam dosa. Namun yang paling utama bukanlah kita lari dari masalah itu dan menjalani penyesalan yang panjang dan penuh putus asa, tapi bagaimana kita berusaha bangkit dan keluar dari masalah itu. Jangan lupa, ada Seseorang mengasihi kita dan telah berjanji memegang tangan kita ketika kita terjatuh. Buluh yang terkulai takkan dipatahkanNya. Dan sang kakak kemudian berjumpa dengan seorang teman yang berusaha menguatkannya dan mengingatkan lagi bahwa ada Seseorang yang selalu dan selalu mengasihinya.

Kemudian dia juga bercerita bahwa dia sempat memilih untuk melakukan aborsi, tapi setelah dia berjumpa dengan seorang teman ini, dia disadarkan bahwa keputusannya itu salah. Tuhan telah menitipkan suatu kehidupan baru di rahimnya dan merupakan tugas dan tanggung jawabnya untuk menjaga apa yang telah Tuhan berikan kepadanya. Awalnya dia berpikir bahwa anaknya akan cacat atau memiliki kekurangan karena dosa yang telah dilakukannya itu. Tapi setelah anak itu lahir, anak itu lahir dengan fisik yang sehat dan dia sangat bersyukur akan kelahiran anaknya ini. Sang kakak pun semakin lupa akan perihnya permasalahan yang dihadapinya dulu. Ini pembelajaran keempat yang kudapat, bahwa kesalahan, dosa yang kita buat, ketika kita telah menyesal dan mengaku akan kesalahan kita ini, maka Dia Yang Maha Baik dan Pengampun akan membuat hal baik dari kesalahan atau dosa kita itu.

Setelah kesaksian sang kakak, kami kembali bernyanyi, berfoto, dan akhirnya tiba saat berpisah untuk kembali ke Bandung. Kami membagikan kue dan mainan untuk sahabat-sahabat kecil kami dan jam 6 sore kami pun keluar dari rumah pengharapan itu. Ternyata cuaca di luar masih hujan dan selama kurang lebih 30 menit kami semua berdiri di luar memandang air hujan yang belum juga berhenti turun ke bumi pertiwi. Kami bermain bersama beberapa adik kecil yang ikut menemani kami menghabiskan waktu. Kemudian seorang kakak keluar dan mengajak kami kembali masuk ke dalam. Di dalam ruangan kami kembali bermain dengan sahabat-sahabat kecil. Mereka ternyata sudah mandi dan wangi anak kecil tercium di badan mereka. Jadi semakin gemas. Haha.

Jam 19.30, karpet digelar dan mereka semua duduk di sana. Ternyata mereka akan melakukan Doa Malam yang rutin dilakukan tiap hari di rumah itu. Biasanya mereka melakukan ini jam 20.30, tapi karena hari itu ada tiga kunjungan ke rumah itu termasuk kunjungan kami, mereka ingin beristirahat lebih cepat malam itu. Lagu-lagu pun dinyanyikan dan kemudian ditutup dengan doa bersama dan pembacaan ayat. Di sinilah pembelajaran kelima yang kudapat dan paling menohokku.

Seorang adik berumur 16 tahun memimpin doa bersama itu. Metodenya dia akan membacakan topik doa dan yang lain akan bersama-sama berdoa tentang topik itu. Seperti yang kutuliskan di atas, kebanyakan adik-adik yang ada disana tidak mengenal keluarga mereka sejak kecil, termasuk sang adik yang memimpin doa ini. Kemudian tiba pada satu topik doa yang menohokku, sang adik menyebutkan doa untuk keluarga. Kemudian mereka bersama-sama mendoakan keluarga mereka. Berbagai suara keluar, mulai dari suara anak paling kecil yang sudah bisa berdoa, dan suara yang sudah lebih tua dan juga kami. Mereka mendoakan keluarga. Keluarga yang mana? Keluarga yang tidak pernah mereka kenal. Keluarga yang mungkin tidak pernah mereka rasakan kasih sayangnya. Tapi mereka mendoakan keluarga mereka ini. Bagaimana dengan aku? Apakah aku ingat mendoakan keluargaku, yang telah kulihat sejak aku keluar dari kandungan dan selalu mengasihiku hingga sekarang? Ya aku ingat. Tapi kadang itu pun hanya formalitas saja. Sementara mereka melakukan itu tiap malam, tiap hari, mendoakan keluarga yang tidak pernah mereka kenal.
Ya, itu benar-benar sangat menohokku.

Kemudian setelah doa malam kami kembali bermain dengan adik-adik kecil. Sebelum pulang aku bermain dengan seorang adik. Beberapa minggu lalu dia baru berulang tahun dan sepertinya ingatan itu masih terus ada di kepalanya. Aku sedang memegang gitar dan kemudian dia berbisik, menyebut kata ‘selamat ulang tahun’. Aku sempat bingung sebelum seorang teman memberitahuku tentang fakta tadi. Baru aku sadar kalau dia memintaku melantunkan lagu ‘selamat ulang tahun’. Kemudian dia juga meminta lagu ‘happy birthday’, ‘tiup lilinnya’, dan ‘potong kuenya’. Kami menyanyikan ini berdua dan aku tidak bisa menggambarkan dengan kata-kata bagaimana perasaanku saat itu. Aku selalu merayakan ulang tahunku setiap tahunnya, menyanyikan lagu-lagu yang biasa dinyanyikan, tapi mungkin baru kali itulah aku benar-benar memaknai nyanyian itu bersama sahabat kecilku yang baru ini.

Setelah bernyanyi, dia kemudian melipat tangannya. Aku hanya mengamatinya saja, apalagi yang akan dilakukan adik kecil ini. Kemudian dia mengucapkan ‘Tuhan’, sambil melihat aku. Aku pun mengikutinya membilang ‘Tuhan’. Kemudian aku diam lagi dan memandang dia. Dia juga hanya memandangi aku. Setelah beberapa detik kami berpandang-pandangan, akhirnya aku sadar kalau dia ingin aku memimpin doa dan dia mengikutinya. Aku pun memimpin doa.
“Tuhan”, kataku.
“Tuhan”, katanya.
“Terima kasih aku sudah ulang tahun”, kataku.
“Telima kacih aku cudah ulang tahun”, katanya.
“Berkatilah aku Tuhan”, kataku lagi.
“Belkatilah aku Tuhan”, katanya dengan suara mungilnya.
“Semoga aku tambah baik”, balasku.
“Cemoga aku tambah baik”, jawabnya.
“Tambah pintar”, ucapku.
“Tambah pintal”, katanya.
“Dan tambah sayang sama Tuhan”, kataku kemudian.
“Dan tambah cayang cama Tuhan”, katanya lagi.
“Terimakasih ya Tuhan”, kataku.
“Telimakacih ya Tuhan”, katanya juga.
“Aminnn”, akhir dariku.
“Aminnnn”, akhir darinya.
Kemudian kucium dan menyalam tangannya. Selamat ulang tahun ya dek.



Kami pun meninggalkan rumah pengharapan itu. Seorang junior yang sedari tadi menggendong adik kecil hendak melepas adik kecil ini. Tapi adik kecil ini tidak mau. Kemudian si adik kecil menangis dan terus menangis, tidak ingin sang kakak meninggalkan rumah itu. Aku sempat bercanda kepada sang junior supaya dia tetap tinggal dan besok aja kembali ke Bandung. Akhirnya kami melepaskan adik itu dan dia terus menangis di gendongan kakak penghuni rumah. Sang junior pun akhirnya ikut menangis melihat air mata adik kecil yang terus terjatuh. Aku pun ikut menangis di dalam hati melihat kejadian itu dan berjanji dalam hati bahwa semoga ini bukan kunjungan yang hanya dilakukan pada saat event tertentu saja. Semoga kami bisa datang kesini lagi secara rutin bertemu dan berbagi kasih dan cerita dengan adik-adik di sana. Dan janji ini juga ternyata tidak tertanam di aku saja, tapi kedua puluh orang yang lain yang datang ke rumah itu, sore itu.

Sebelum meninggalkan tempat, aku juga sempat mengucapkan janji dengan beberapa sahabat kecil yang sudah sekolah SD. Mereka akan menghadapi ujian akhir semester dan kusemangati mereka agar terus semangat belajar dan sekolah hingga SMP, SMA, dan kuliah. Semoga Tuhan terus memberkati mereka.

Terimakasih kepada Ruben, Moses, Louis, Gaby, Morina, dan juga adik-adik lainnya yang telah menjadi guru dan memberikan pembelajaran akan makna kehidupan kepada kami. Begitu juga dengan kakak-kakak di sana yang telah menghadapi tantangan dan permasalahan, tapi bangkit dan terus berdiri teguh, tidak goyah. Tuhan memberkati kalian juga kak.

Sangat bersyukur akan hari ini. Akan pembelajaran yang kudapat. Benar pernyataan paling atas. Bahwa pembelajaran itu tidak hanya didapat berdasarkan teks saja, tapi justru akan benar-benar tertanam ketika kita melihat konteks, melihat langsung permasalahan ataupun kondisi yang ada.

1 comment:

  1. Gaby, sepertinya saya kenal, yang di foto itu bukan?
    :)

    nice post Hat
    :)

    ReplyDelete