inspirasi

inspirasi

Saturday 11 December 2010

Khotbah Jumatan di Salman


Hari Jumat, 19 November 2010, jam 11.50,
Aku sedang berjalan di dekat parkiran SR ITB ketika suara lantang dari soundsystem menggoda telingaku. Selama ini setiap melewati jalur itu di hari yang sama, aku tidak terlalu mendengar suara yang ada. Tapi kali ini berbeda, isi khotbah sang khotib membuatku berhenti sejenak dan akhirnya malah duduk di bawah sebuah pohon, mendengarkan khotbah itu hingga selesai. Isi khotbah itu mengusikku dan membuatku panas.  Apa yang disampaikan sang khotib benar, dan merupakan khotbah yang menurutku tidak hanya perlu didengar oleh jamaah yang hadir saat itu, tapi juga perlu didengar oleh kawan-kawan yang lain, dari latar belakang agama, suku, dan golongan apapun. Inilah yang membuatku memutuskan untuk coba menuliskan dan membagikan apa yang kudapat dari beberapa menit khotbah yang kudengar, namun beberapa menit yang melahirkan banyak pemahaman dan makna. Semoga aku dapat menyampaikan makna besar yang hendak disampaikan sang khotib melalui tulisanku ini dan semoga ini bermanfaat bagi kawan-kawan sekalian.

Khotbah itu sendiri mungkin sudah berlangsung sekitar beberapa puluh menit sebelum aku melintas, dan ketika aku melewati jalan yang biasa kulalui, saat itu sang khotib sedang membandingkan beberapa kondisi yang ada di penjuru dunia. Beliau membandingkan kondisi di Afrika, Eropa, Asia Timur, Amerika, dan terakhir Indonesia. Dan topik yang dibahas adalah tentang TOKOH.

Afrika adalah benua yang luas dan pada zaman dahulu merupakan kawasan yang cukup makmur. Kota-kotanya banyak disebutkan di dalam sejarah dan itu menunjukkan peran besar Afrika dalam kehidupan manusia kala itu. Namun kondisi sekarang ini sangat memprihatinkan. Benua ini mengalami banyak permasalahan. Kemiskinan, penyakit, perang saudara, dan banyak hal lainnya yang akhirnya mengeruk kekayaan dari benua ini dan justru membawa derita berkepanjangan terhadap rakyatnya.

Bagaimana dengan Eropa dan Asia Timur? Asia Timur adalah kawasan yang juga memiliki sejarah yang cukup panjang, namun masih lebih muda dari sejarah di kawasan Afrika dan Timur Tengah. Dan berbanding lurus dengan sejarahnya yang cemerlang itu, Asia Timur sekarang ini secara umum dapat dilihat sebagai salah satu kawasan yang memiliki pengaruh dalam berjalannya perekonomian dunia. Sama halnya dengan Eropa. Sejarah Eropa masih sangat muda apabila dibandingkan dengan nama-nama sebelumnya. Namun sejarah yang masih sangat muda itu memiliki berbagai kegemilangan yang dapat terus dipertahankan hingga saat ini dimana Eropa saat ini dipandang sebagai kawasan yang sangat berpengaruh dalam keberjalanan kehidupan di dunia ini. Apa perbedaan dari ketiga kawasan ini? Menurut sang khotib salah satu jawabannya adalah penokohan.

Asia Timur dan Eropa adalah kawasan yang sangat menghargai para tokoh yang sudah memberikan hal-hal baru di dalam keberjalanan kehidupan di kawasan tersebut. Walaupun sudah lama tiada, ide, pandangan, pemikiran dan cara hidup dari para tokoh ini terus diceritakan secara turun menurun dan akhirnya menginspirasi generasi-generasi selanjutnya untuk bisa mengikuti kehidupan dari tokoh-tokoh ini. Banyak buku yang menceritakan tentang mereka dan akhirnya generasi-generasi selanjutnya terinspirasi kisah para tokoh yang mungkin tidak pernah mereka lihat secara langsung, namun kisah hidup dan apa yang mereka perjuangkan terus abadi tanpa pernah dibatasi ruang dan waktu.

Bagaimana dengan Afrika? Benua ini memilih jalan yang berbeda. Kisah dari tokoh-tokoh yang ada jarang diceritakan secara turun menurun. Masyarakat lebih mengenal cerita tentang mistis dan hal-hal tidak membangun lainnya. Pada akhirnya mereka kehilangan tokoh yang bisa menginspirasi mereka untuk bisa berjuang dalam menjalani kehidupan mereka.

Sang khotib kemudian membahas tentang Amerika. Benua ini dikenal sebagai dunia baru dan merupakan benua yang ditemukan paling terakhir. Sejarah yang terjadi di benua ini mungkin tidak selama benua lainnya, namun mereka memiliki kesadaran akan pentingnya arti sejarah. Mereka mengisahkan perjuangan para tokoh yang pernah hidup kepada generasi-generasi selanjutnya agar para kaum muda terinspirasi dari ide, pemikiran, dan cara hidup dari para tokoh ini. Dan seperti yang dapat kita lihat sekarang, Amerika dapat terus berkembang dimana para generasi mudanya mengetahui kisah tentang tokoh-tokoh yang akhirnya menginspirasi mereka.

Dan sampai ke pertanyaan terakhir. Bagaimana dengan Indonesia sendiri? Sang khotib pun melanjutkan penjelasannya, Indonesia adalah negara yang juga mempunyai kisah panjang tentang para tokoh, namun sayangnya kisah itu jarang diceritakan secara luas dan hanya diketahui oleh generasi-generasi yang tertarik saja. Justru kisah yang diceritakan adalah kisah yang tidak memberikan pembelajaran yang berarti. Sang khotib memberikan beberapa contoh. Mitos-mitos Indonesia yang banyak menceritakan hal-hal mistis seperti membangun candi dan kapal dalam satu malam, dan kisah-kisah lainnya. Dan pada saat sekarang ini salah satu contohnya adalah cerita kehidupan para artis yang kadang justru menunjukkan hal-hal negatif dan tidak mendidik, dan mungkin banyak contoh lainnya.

Bagaimana kisah para tokoh seperti pada zaman kerajaan di Indonesia yang merupakan salah satu zaman keemasan Indonesia di dunia, kisah Kerajaan Majapahit, Sriwijaya, dan para tokoh-tokoh yang hidup di masa itu. Begitu juga kisah di masa-masa selanjutnya hingga masa-masa kemerdekaan. Banyak kisah tokoh-tokoh seperti Ki Hajar Dewantara, Setiabudi, Tan Malaka, Soekarno, Hatta, Syahrir, Leimena, dan banyak tokoh-tokoh lainnya. Kisah ini banyak tersimpan di rak buku yang berdebu ataupun ingatan orang-orang tua dan hanya sedikit kaum muda yang ingin mengetahui kisah para tokoh ini. Kisah-kisah yang seharusnya bisa memberikan inspirasi para kaum muda dalam melakukan sesuatu yang berarti untuk bangsanya. Namun seperti kata sang khotib, inilah kesalahan Indonesia, kesalahan yang kita lakukan, dimana kita sendiri jarang menceritakan kisah para tokoh kita, ide, pandangan, dan pemikiran-pemikiran mereka dan justru menceritakan kisah-kisah yang tidak mendidik. Seperti kata seorang tokoh, ‘Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai para pahlawannya.

Akhir pesan dari sang khotib, seperti yang sama-sama kita ketahui, Indonesia sekarang sedang mengalami banyak permasalahan, dan tugas kaum muda Indonesia untuk bisa menyiapkan dirinya agar nantinya bisa melakukan perubahan untuk pembangunan Indonesia. Saatnya para kaum muda untuk belajar dari kisah para tokoh, yang sudah mengalami kegagalan dan keberhasilan pada masanya, yang pasti akan memberikan pembelajaran yang sangat berarti untuk generasi sekarang.


Mari kita memberitahu orang-orang muda bahwa buku terbaik masih belum ditulis, lukisan terbaik masih belum dilukis, pemerintahan terbaik masih belum dibentuk, hal yang terbaik yang akan dilakukan oleh mereka. (John Erskine)
Ukuran kehidupan, bagaimanapun juga, bukan berapa lamanya, melainkan apa sumbangan yang sudah diberikan. (Corrie Ten Boom)


Mari belajar dari para tokoh, kawan, dan menyiapkan diri kita untuk melanjutkan perjuangan mereka yang masih belum selesai...


(dituliskan ulang dari sebagian khotbah sang khotib dengan beberapa penambahan)