inspirasi

inspirasi

Wednesday 25 February 2015

Kisah Arthur Ashe, pemain legendaris Wimbledon

Dicopy dari teman dan terlalu bagus untuk tidak dibagikan:

Arthur Ashe, pemain Wimbledon legendaris sekarat karena AIDS yg berasal dari darah yg terinfeksi virus ketika operasi jantung pada 1983.


Dia menerima surat dari para penggemarnya, salah satu dari mereka ada yg menyampaikan:
"Mengapa Tuhan memilih Anda untuk mendapatkan penyakit yg buruk seperti ini??"

Terhadapnya, Arthur Ashe menjawab:
Lima puluh juta anak mulai bermain tenis,
Lima juta dari mereka belajar bagaimana bermain tenis,
Lima ratus ribu belajar tenis secara profesional,
Lima puluh ribu bertanding dalam turnamen,
Lima ribu mencapai Grand Slam,
Lima puluh mencapai Wimbledon,
Empat mencapai semifinal,
Dua mencapai final dan ketika saya menggenggam pialanya, saya tak pernah bertanya pada Tuhan, "Kenapa (harus) saya?"

Jadi ketika sekarang saya sakit, bagaimana bisa saya menanyakan kepada Tuhan, "Kenapa (harus) saya?"



Kebahagiaan membuatmu tetap manis.
Cobaan membuatmu kuat. Kesedihan membuatmu tetap menjadi manusia.
Kegagalan membuatmu tetap rendah hati.
Kesuksesan membuatmu tetap berpijar.
Namun, hanya iman yg membuatmu tetap melangkah.

Layak dibagikan:

Kadang engkau merasa tidak puas terhadap kehidupanmu sementara banyak orang di dunia ini memimpikan bisa hidup sepertimu.

Anak kecil di ladamg memandang pesawat terbang di atasnya, dan memimpikan bisa terbang, tetapi sang pilot di pesawat itu memandang ladang di bawahnya dan memimpikan bisa pulang ke rumah.

Begitulah hidup.
Nikmatilah hidupmu.

Jika kekayaan adalah rahasia kebahagiaan, tentu orang-orang kaya akan menari-nari di jalanan.
Tapi? Hanya anak2 miskinlah yg melakukannya.
σΎ®—

Jika kekuatan memang menjamin keamanan, tentu orang-orang penting akan berjalan tanpa pengawalan.
Tapi? Hanya mereka yg hidup sederhana yg bisa tidur nyenyak.

Jika kecantikan dan kepopuleran memang membawa kita pada hubungan yang ideal, tentu para selebriti pasti punya perkawinan yg terbaik.

Hiduplah sederhana
Berjalanlah dengan rendah hati.
Dan mencintailah dengan tulus..

Tuesday 3 February 2015

Situs Gunung Padang: Mega Karya dari Visi Besar


Selama ini, kebudayaan Indonesia sudah dikagumi dunia dengan keberadaan Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Adanya Situs Gunung Padang semakin menunjukkan kemampuan leluhur kita. Situs Gunung Padang merupakan situs prasejarah peninggalan kebudayaan Megalitikum di Cianjur, Jawa Barat yang dibangun pada periode 2500-4000 SM. Jika perkiraan ini tepat, situs ini telah ada sekitar 2.800 tahun sebelum dibangunnya Candi Borobudur. Bahkan umur bangunan ini lebih tua 2000 tahun dari situs terkenal Machu Picchu di Peru dan seusia dengan Piramida Giza di Mesir. Bisa dikatakan, Situs Gunung Padang adalah peninggalan megalitik terbesar di Asia Tenggara.

Untuk membangun situs sebesar ini dibutuhkan visi besar dari para pembangunnya. Para pembangunnya memiliki alasan dan tujuan yang baik atas dibangunnya situs ini. Visi besar ini kemudian tercermin lewat akal, jiwa dan raga yang besar pula. Maka mega karya dari visi besar leluhur kita kemudian dapat berumur lama dan bisa kita saksikan sekarang ini.

Leluhur kita telah mencontohkan bagaimana visi besar dapat membuahkan karya yang megah, monumental, dan tahan lama. Saat ini pun kita seharusnya dapat membangun karya-karya besar yang dapat menunjukkan citra baik bangsa kita di mata dunia. Kita juga harus memiliki visi besar tentang alasan dan tujuan yang baik dari mega karya kita. Visi besar ini kemudian tampak lewat curahan akal, jiwa, dan raga kita yang akan berusaha dengan optimal mengerjakan karya kita.

Pada zaman prasejarah belum ada meja gambar arsitek yang digunakan untuk mendesain bangunan dengan ukuran yang tepat. Namun, visi besar yang tampak dari pemikiran besar membuat leluhur kita tidak hilang akal merencanakan pembangunan situs megah ini. Leluhur kita menggunakan imajinasinya untuk merancang situs dengan luas bangunan sekitar 900 m2 di area sekitar 3 hektar. Mereka merancang desain dan cara membangun situs ini. Mereka juga memikirkan bahan yang tepat dan kuat agar mega karya mereka ini megah dan bertahan lama.

Dalam konteks kekinian kita sering mendengar bangunan besar yang roboh atau rusak padahal baru dibangun beberapa tahun bahkan bulan. Padahal bangunan-bangunan tersebut dirancang dengan biaya yang tidak sedikit. Namun penggunaan biaya ini tidak diimbangi dengan visi besar dari para pembangunnya. Para pembangunnya tidak membangun karyanya dengan curahan pemikiran yang optimal. Akibatnya bangunan tersebut hanya terlihat besar di luar, namun bobrok di dalam. Belajar dari leluhur kita, kita harus memiliki visi besar atas karya kita. Dengan visi besar, maka kita akan mencurahkan pemikiran kita sebaik mungkin untuk merancang dan membangun mega karya kita.

Situs Gunung Padang dibangun dari ribuan batu besar berjenis andesit, basaltik, dan basal. Batuan ini diukir berbentuk tiang-tiang dengan panjang sekitar 1 meter dan berdiameter rata-rata 20 cm. Batu-batu andesit ini dipahat dari batuan di sekitar lokasi situs. Dengan teknologi seadanya, leluhur kita mengukir batu dengan cermat dan memindahkan batu-batu ini dengan tekun. Digerakkan oleh visi besar, leluhur kita menggunakan hati dan raganya mengerjakan mega karya mereka.

Sayangnya kecermatan dan ketekunan yang serupa masih jarang ditemukan pada para pembangun saat ini. Kita sering mengerjakan karya besar kita dengan asal-asalan. Kita setengah hati menggunakan tenaga kita. Padahal membangun karya besar juga harus mencurahkan hati dan raga yang besar, seperti yang dicontohkan oleh leluhur kita.

Leluhur kita telah mencontohkan pentingnya memiliki visi besar untuk membangun karya besar. Dengan visi besar, kita akan mengerahkan hati, akal, dan raga kita sebesar mungkin untuk mengerjakan karya kita. Maka karya kita dapat menunjukkan kemegahannya dan bernilai besar bagi peradaban dan masyarakat.


Pemerintah seharusnya menjaga kelestarian situs-situs purbakala kita. Situs-situs purbakala adalah saksi bisu mega karya dari visi besar leluhur kita. Dengan mempelajari mega karya leluhur kita, kita dapat juga memahami bagaimana visi besar mereka. Kita, para generasi pembangun masa sekarang juga akan memiliki tekad seperti leluhur kita, membangun mega karya dari visi besar kita untuk kemajuan dan kesejahteraan bangsa.