inspirasi

inspirasi

Monday 2 May 2011

Berbesar Hati


Kembali mengalami sebuah kisah kecil yang mengajarkan hal bermakna.

Sabtu lalu mengikuti semifinal turnamen Futsal GMKI di Plaza Parahyangan. Pertandingan pertama semifinal berjalan dengan alot. Kedua tim saling menyerang dan bertahan dengan baiknya. Pada satu kesempatan, tim A berhasil menjebol gawang tim B, namun oleh wasit gol itu dianulir. Tim A kemudian berusaha mengejar wasit menuntut diubahnya keputusan itu sayangnya keputusan wasit sudah mutlak. Seorang pemain dari tim A  berusaha menenangkan timnya dan pertandingan dilanjutkan kembali.

Menjelang akhir pertandingan, tim B berhasil mencetak gol ke gawang tim A, namun gol tersebut kontroversial. Menurut pengamatan beberapa orang, bola belum melewati garis gawang. Namun wasit telah meniup peluit untuk mengesahkan gol tersebut dan kembali keputusan wasit bersifat mutlak. Beberapa pemain tim A berusaha mengintervensi wasit, bahkan beberapa pemain cadangan juga ikut masuk ke lapangan menuntut gol tersebut dianulir. Seorang pemain cadangan bahkan melempar botol minuman ke dalam lapangan. Kelihatannya pertandingan akan berakhir ricuh. Kembali seorang pemain tim A, pemain yang sama dengan yang kuceritakan di atas, berusaha menenangkan timnya. Akhirnya pertandingan pun berhasil dilanjutkan dan berakhir dengan kekalahan tim A.

Selesai pertandingan, beberapa pemain A mendekati wasit yang memimpin pertandingan. Kembali seorang pemain tim A, pemain yang sama, melerai dan menenangkan teman-temannya.

Kebetulan aku duduk di pinggir lapangan dan si pemain tim A, pemain yang berhati besar itu duduk di sebelahku. Dia mengobrol dengan temannya yang paling emosi atas kejadian tadi. Kira-kira kalimatnya seperti ini.

“Sudahlah, tidak perlu mempermasalahkan pertandingan tadi. Pertandingan tentunya tidak mungkin berlangsung sempurna. Selalu ada kesalahan-kesalahan kecil. Wasit juga manusia. Panitia sudah berusaha dengan optimal. Mari kita hargai. Lupakanlah kesalahan yang tadi. Lebih baik kita mempersiapkan diri untuk menghadapi perebutan juara tiga nanti. Berbesar hatilah kita.”

Aku dan seorang kawan pun terdiam mendengar setiap kalimatnya. Mungkin kalau aku di posisi mereka, aku juga tidak bisa menerima kekalahan yang kontroversial itu. Tapi, daripada menghabiskan waktu dan pikiran dengan hal yang sudah lalu, dia lebih memilih untuk berbesar hati dan memandang ke depan. Sungguh menginspirasi.

Akhirnya beberapa kami yang ada di sana pun sepakat bahwa sang pemain ini layak menjadi pemain terbaik di turnamen ini. Selain kemampuannya di lapangan yang di atas rata-rata, hal-hal tadi juga menegaskan kedewasaan berpikir yang dimilikinya. Mmmmm....

No comments:

Post a Comment