inspirasi

inspirasi

Saturday 23 April 2016

Kehidupan Bersaksi dan Melayani

“Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga”.
Petikan diatas merupakan sepenggal kalimat dari lantunan indah Doa Bapa Kami yang telah diajarkan Yesus Kristus kepada para murid. Dari buku ‘Orang Nasrani, Pandu Bangsamu!’ karya Samuel Tumanggor, petikan tersebut secara langsung menunjukkan kehendak Allah yang tidak hanya terbatas di lingkup surga saja, namun juga yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana agar kehendak-Nya juga terjadi di bumi. Tanggung jawab untuk bisa menjadikan kehendak-Nya di bumi merupakan tugas yang diemban para murid saat itu, yang tentunya hingga sekarang masih terus berlanjut, dan tanggung jawab itu diemban oleh kita saat ini.

“Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga”. Petikan ini menunjukkan keinginan yang sangat besar dari Allah agar bumi dapat seperti surga. Untuk mencapai keinginan-Nya inilah maka setiap manusia ditetapkan ada, diciptakan sesuai dengan tujuan hidupnya masing-masing agar kemuliaan nama-Nya nyata di muka bumi, inilah tujuan hidup Kristen.

Sebagai umat Nasrani yang telah mengetahui Berita tentang Kasih Anugerah yang sangat besar itu, sudah selayaknya setiap orang Kristen menjalankan panggilannya, tujuan hidupnya, sesuai dengan perannya masing-masing di dunia ini. Setiap orang Kristen seharusnya menjadi berkat melalui hidupnya, menjadi terang dan garam bagi dunia, menjadikan hidupnya kesaksian yang nyata tentang betapa besarnya penyertaan Allah kepada setiap manusia. Setiap orang Kristen harus menjalankan nilai-nilai kebenaran yang telah diajarkan oleh-Nya, ini semua dilakukan sebagai tindakan nyata dari iman yang besar kepada Sang Pencipta.

Dua Kewarganegaraan
Pahlawan Nasional Johannes Leimena pernah mengatakan bahwa umat Kristen memiliki dua kewarganegaraan, warga negara surga dan warga negara dunia. Peran yang dilakukan dari kedwiwarganegaraan ini haruslah seimbang, tidak timpang salah satu. Allah ingin agar manusia dapat hidup di bumi dengan memancarkan nilai-nilai surgawi. Rencana Allah akan dunia ini akan berjalan melalui peran dari kita masing-masing.

Saat ini banyak permasalahan yang sedang terjadi di tengah-tengah masyarakat dan bangsa. Sebagai umat Kristen, khususnya generasi muda Kristen yang sudah menempuh pendidikan tinggi, kita memiliki peran menjadi terang dan garam, menjadi jawaban atas setiap permasalahan yang ada di berbagai bidang kehidupan. Kita tidak cukup hanya mempersiapkan diri kita sendiri menanti hari kedatangan Yesus kembali dalam kemegahan-Nya, namun selama penantian itu, kita justru ditugaskan Tuhan untuk membangun bumi menjadi indah seperti surga. Seorang pemikir Kristen, Yonky Karman dengan tegas menyimpulkannya, “Apakah Injil hanya berurusan dengan masuk surga, sementara kita masih hidup berpuluh-puluh tahun di dunia. Apakah bukan tugas kita untuk melakukan sesuatu di dunia, yang telah Tuhan titipkan kepada kita?”.

 Inilah tujuan hidup Kristen, kehidupan yang bersaksi, dan hal ini sangat terkait erat dengan kepemimpinan. Kepemimpinan merupakan aspek penting untuk mendukung efektifitas pelayanan dalam menjadi kehidupan yang bersaksi. Kepemimpinan bukanlah posisi, tetapi ‘pengaruh’. Melalui kepemimpinan, pengaruh baik yang diberikan dapat menjadi kesaksian yang indah untuk melakukan perubahan di dalam lingkungan masing-masing. Setiap umat Nasrani diharapkan menjadi pemimpin di rumah, lingkungan, kantor, gereja, dan tempat komunitasnya masing-masing.

Belajar Memimpin
Sikap kepemimpinan ada yang muncul dalam diri seseorang secara alami didorong oleh pengalaman hidup dan pengalaman dari lingkungannya. Kita harus melatih jiwa kepemimpinan kita sejak muda. Melatih jiwa kepemimpinan tidak cukup hanya dengan membaca teori. Kita harus mau juga untuk menjalaninya. Kita sebaiknya aktif dalam organisasi, lembaga, persekutuan, ataupun komunitas di sekitar kita. Kita turut mengambil bagian dalam program ataupun kegiatan yang sedang dikerjakan. Bahkan kita juga harus berani mengambil tanggung jawab yang besar dan menjalaninya dengan sepenuh hati.

Bertanggung jawab di organisasi merupakan salah satu latihan penting dalam kepemimpinan. Kita belajar tentang kerjasama tim, komunikasi efektif, mengelola tim, empati dan kepekaan sosial, serta pengalaman menghadapi masalah. Kita juga bisa melatih kemampuan menulis, public speaking, dan teknik pemecahan masalah. Dan yang paling utama, kita dapat belajar dan melatih integritas dan kejujuran kita sejak muda.

Dengan latihan dan usaha yang terus-menerus, diharapkan nilai-nilai kepemimpinan itu dapat menjadi karakter dalam diri kita. Dengan karakter yang baik, kita dapat menjadi saksi yang baik. Ketika tiba waktu kita untuk terjun ke tengah masyarakat, kita akan siap mengabdi dimanapun Tuhan menempatkan kita. Kita mampu menunjukkan jiwa kepemimpinan kita di bidang yang kita geluti. Kita akan berusaha menyelesaikan permasalahan yang ada di pekerjaan kita, melakukan perubahan, mencari regenerasi untuk meneruskan perubahan tersebut, dan terus berusaha hingga jadilah kehendak Allah di bumi seperti di surga.

No comments:

Post a Comment