inspirasi

inspirasi

Monday 25 May 2015

Tuhan Yang Tidak Berdaulat

TUHAN YANG TIDAK BERDAULAT?

Beberapa waktu lalu sempat berdiskusi dengan seorang teman tentang ke-MAHAKUASA-an Tuhan. Apakah Tuhan benar-benar Maha Kuasa?
Apakah Tuhan berdaulat atas semua manusia yang berbeda suku, agama, ras, dan lainnya?
Apakah Tuhan juga berkuasa atas berbagai bidang kehidupan, seperti hukum, ekonomi, politik, musik, sosial, dan lainnya?

Kalau Tuhan berdaulat atas semua manusia, kenapa terjadi perang, genosida, konflik antar umat beragama, dan lainnya?
Jika Tuhan memang berkuasa atas semua bidang, kenapa masih terjadi kemiskinan, korupsi, penjajahan, dan lainnya?

Jika kita realistis, mungkin kita akan pesimis. Perang, kemiskinan, ketidakadilan, dan lainnya masih terus terjadi beratus bahkan beribu tahun. Pesimis akan terjadi perubahan. Lebih baik kita memikirkan bagaimana diri kita sendiri bisa 'survive' dari tantangan hidup.

Namun, teman ini melanjutkan pernyataannya. "Tapi ternyata Tuhan masih berdaulat. Buktinya di setiap perang, penjajahan, kemiskinan, ketidakadilan, korupsi, dan lainnya itu, selalu tampil orang-orang yang berupaya melawan dan melakukan hal baik."

Lantas, aku pun langsung teringat dengan buku yang pernah kubaca beberapa tahun silam dan masih tersimpan di perpustakaan mungilku, Tuhan Gunung atau Tuhan Alam Semesta? karya Samuel Tumanggor.

Tuhan bukannya tidak berkuasa. Tuhan bukannya tidak menyatakan diri-Nya. Tuhan tidak hanya berkuasa di rumah ibadah ataupun pada hal-hal yang kelihatan baik. Tuhan juga berkuasa di bidang umum seperti hukum, politik, ekonomi, musik, dan lain sebagainya.

Tuhan menciptakan semua umat manusia, dengan berbagai suku, ras, dan agama. Maka Tuhan Sang Pencipta tentu tidak bisa didikte oleh manusia yang diciptakan-Nya. Kita tidak bisa semena-mena mengatakan Tuhan hanya terbatas pada lingkup tertentu.

Tuhan menerbitkan matahari bagi orang jahat dan baik, menurunkan hujan bagi orang yang benar dan tidak benar. Tuhan membiarkan semua bangsa menuruti jalannya masing-masing, namun Ia bukan tidak menyatakan diri-Nya dengan berbagai kebajikan di berbagai bidang kehidupan.

Maka sungguh edanlah kita, ketika Tuhan yang berdaulat masih terus menyatakan kebajikan-Nya hingga saat ini, namun kita justru putus asa, urung berbuat dan hanya terpaku dengan aktivitas pribadi saja. Keputusasaan yang demikian justru merendahkan martabat Tuhan karena kita berpikir seakan-akan Tuhan tidak mampu lagi membantu kita menyelesaikan berbagai permasalahan di sekitar kita.

Oleh karena itu, kita yang yakin akan kedaulatan Tuhan, harus yakin juga untuk terjun dan berbuat kebajikan di berbagai bidang yang kita ikuti. Hukum harus dibuat jujur dan adil; politik harus memperjuangkan kepentingan bersama; ekonomi harus dapat menyejahterakan orang banyak; musik harus menampilkan karya yang membawa kelegaan, teknologi harus bisa tepat guna dan lain sebagainya.

Inilah wujud kita yang yakin akan kedaulatan Tuhan. Yakin akan ada perubahan yang lebih baik, serta yakin bahwasanya kita juga harus ikut berperan menghadirkan kebajikan dalam bidang yang kita jalani. Semangat menjalani hari. :)


Catatan: Saya sangat merekomendasikan teman-teman untuk mempunyai buku 'Tuhan Gunung atau Tuhan Alam Semesta?' ini. Bagi yang tertarik, dapat hubungi saya. Kebetulan tinggal satu kota dengan penulisnya. Hehe.

No comments:

Post a Comment