inspirasi

inspirasi

Sunday 9 January 2011

Teriakan Minta Tolong di Depan ATM

Sebenarnya ini hanyalah sebuah kejadian kecil yang terjadi saat aku dan keluarga pulang dari memperingati acara keagamaan. Tapi entah kenapa, kejadian yang hanya beberapa menit itu menarik perhatianku dan menjadi salah satu refleksi di malam itu.

Saat itu malam, sekitar jam 11an malam dan kami akan kembali ke rumah. Sebelum ke rumah, kami singgah dulu di ATM dan bapakku turun sebentar untuk menarik uang sementara kami semua tetap di dalam mobil. Tidak lama ketika bapakku sudah masuk ke dalam ATM, sebuah motor dengan dua orang pengendaranya berhenti juga di depan pintu masuk ATM. Orang pertama tetap di dekat motor sementara yang satunya lagi segera masuk ke dalam (ATM nya ada dua buah). Orang yang kedua ini kelihatan mengambil kartu ATM nya dan memasukkannya ke mesin ATM, namun beberapa kali dia melirik ke arah mesin ATM di sebelahnya dimana bapakku sedang mengambil uang disana. Kelihatan ada percakapan dan tidak lama kemudian dia keluar, namun tetap menunggu di luar sambil beberapa kali mengintip ke dalam ruang ATM.

Melihat ini aku, sebagai anak yang berbakti kepada orangtua, pun segera keluar dari mobil untuk memastikan apa yang terjadi. Ketika aku mendekati pintu ATM, orang kedua ini mendekatiku dan menanyakan apa aku akan mengambil uang, kalau memang iya, dia ingin minta tolong transfer uang ke rekening temannya karena isi ATM nya kosong sementara dia hanya mempunyai uang kontan. Namun kubilang kalau aku hanya menemani. Dia masih menunggu sebentar, dan setelah beberapa saat, dia pun pergi bersama temannya. Ketika bapakku keluar, aku bertanya kepadanya dan ternyata bapakku mengalami hal yang sama, bahwa orang itu minta tolong untuk mengirim uang ke rekening temannya namun bapakku menolaknya karena curiga terhadap orang ini.

Kami pun naik kembali ke mobil dan selama perjalanan aku memikirkan kejadian tadi. Apakah kedua orang itu berniat menipu atau memang murni ingin minta tolong? Kalau mereka memang benar-benar ingin meminta tolong, maka kami telah mencurigai orang yang salah. Dan misalkan aku yang berada di posisi mereka, apakah orang lain akan curiga juga kalau aku minta tolong? Apakah kondisi masyarakat sekarang sudah dipenuhi dengan kecurigaan dan kebaikan pun sudah dikalahkan oleh kekuatiran?

Aku pun kembali merenungkan pertanyaan-pertanyaan ini dan muncul pertanyaan terakhir, apakah ke depannya, ketika terjadi kondisi yang hampir sama, pilihan mana yang akan kulakukan? Menjawab permintaan tolongnya, ataukah kecurigaan mengalahkan kebaikan yang seharusnya bisa kulakukan? Apakah kekuatiran akan ‘kejahatan’ membuatku harus juga curiga kepada orang yang sama sekali tidak memiliki niatan jahat?

Aku pun sekarang masih ragu untuk menjawab pilihan yang mana yang kuambil, karena sia-sia semua jawaban yang ideal itu, apabila tanpa adanya tindakan yang sesuai. Sia-sia semua doa kepadaNya agar selalu menjaga dan menyertaiku kalau ternyata setelah aku berdoa, aku masih meragukan Dia telah menjawab doaku dimana keraguan itu kutunjukkan dengan tidak melakukan suatu kebaikan yang tentunya Dia berharap itu aku lakukan dan justru kuatir dan curiga atas sesuatu hal yang belum tentu terjadi. Hanya bisa berharap, semoga aku bisa melakukan apa yang benar-benar sesuai dengan kehendak Allahku.


1 comment:

  1. setahu aku ya sahat, hal itu justru jadi modus penipuan di ATM.
    memang gak baik untuk mencurigai orang lain, cuma begitulah yg terjadi di masyarakat.

    semua org berusaha mencari cara baik benar atau salah untuk memperoleh uang.

    ReplyDelete