Enam
tahun, masa pembentukan di Kawah Candradimuka, Laboratorium Kehidupan, Kampus
Ganesha, Institut Teknologi Bandung.
Enam
tahun, proses belajar dalam indahnya suka dan duka, senang dan sedih, serta
ringan dan berat.
Enam
tahun, waktu yang tidak cepat, juga tidak lama.
Enam
tahun, selanjutnya apa?
Naik
kereta dari Medan ke Rantauprapat dan melihat alam di sepanjang jalur rel
kereta. Menyaksikan jutaan pepohonan yang terhampar luas, diselingi rumah-rumah
kecil terkadang gubuk. Ada yang dilapisi dinding bersemen, terkadang hanya batu
bata telanjang, dan tidak jarang hanya diselumuti papan juga triplek.
Enam
tahun merasakan fasilitas kuliah, selanjutnya apa?
Menyeberangi
jembatan di jalanan Medan, terbentang lebarnya sungai Babura dan Deli.
Terpampang bantaran sungai yang penuh warna. Ibu-ibu yang mencuci bajunya
sampai bersih dengan air sungai yang kotor. Anak-anak kecil yang bersukaria
mandi di pinggiran sungai. Rumah-rumah kumuh dengan baju-baju yang dijemur di
depan rumah, tidak dapat dibedakan mana yang sudah dicuci dengan yang belum
dicuci. Para pemuda dan kaum ayah yang pergi pagi dan pulang malam, menarik
becak ataupun menjadi kuli bangunan, demi sesuap nasi esok hari.
Enam
tahun menikmati indahnya pendidikan di kota Bandung, selanjutnya apa?
Bagaimana
lagi kabar masyarakat di pedalaman Sumatera Selatan, ataupun kondisi rakyat di
perbatasan Indonesia-Malaysia?
Siapakah
yang tahu suka-duka anak pertiwi di pulau-pulau kecil Indonesia ataupun cerita
senang-sedih putra-putri tanah air di Papua ataupun Sulawesi?
Enam
tahun, waktu yang tidak cepat, juga tidak lama.
Apakah
waktu tersebut telah menyiapkan masa yang bermakna?
Ataukah
hanya akan menjadi kesia-siaan belaka?
Enam
tahun masa menimba ilmu dan pengetahuan serta mencari permasalahan dan
solusinya. Namun selama enam tahun itu juga, rumah-rumah di sepanjang rel
kereta api Medan-Rantauprapat tetaplah diselimuti batu-bata dan papan-triplek.
Bantaran sungai Babura dan Deli masih juga dihias oleh rumah-rumah kumuh dan keluarga
yang menikmati bersihnya air sungai yang kotor. Bagaimana juga kabar masyarakat
di pedalaman Sumatera Selatan, rakyat di perbatasan Indonesia-Malaysia, anak
pertiwi di pulau-pulau kecil Indonesia, ataupun putra putri tanah air di Papua
ataupun Sulawesi?
Maka,
Enam
tahun, selanjutnya apa???
Rabu, 18 Juli
2012
Sepanjang Rel
Kereta Api Medan-Rantauprapat