inspirasi

inspirasi

Monday 29 June 2015

Berlari Dengan Tujuan


“Ada seribu jalan ke Roma”. Peribahasa ini sudah sering kali kita dengar dalam kehidupan kita sehari-hari. Dengan cepat kita dapat memahami maksud dari pepatah ini. Ada banyak kemungkinan dan cara untuk mencapai target atau tujuan kita. Oleh karena itu, jangan pernah menyerah jika gagal di satu kemungkinan. Selalu ada kemungkinan lainnya yang dapat kita jalani untuk mencapai keberhasilan.

Kita pasti puas dengan kesimpulan dari pepatah ini. Ada seribu jalan, seribu cara, seribu metode, seribu kemungkinan dan kesempatan. Fokus kita sering kali tertuju kepada frase ini. Namun sering kali kita lupa akan dua kata penting yang membuat pepatah ini menjadi utuh dan bermakna. Ke Roma.


Menentukan Tujuan
Pepatah ini tidak lengkap jika hanya ‘ada seribu jalan’. Ada seribu jalan, tapi jalan kemana? Ada seribu cara, namun cara mengerjakan apa? Seribu, bahkan sepuluh ribu jalan tidak akan ada gunanya jika kita tidak menetapkan tujuan kita. Ke Roma, maka jelaslah apa target kita, dan kita dapat melakukan perjalanan dengan tujuan. Tanpa tujuan, kita hanya akan berlari dengan sia-sia, tidak tentu arah, menghabiskan waktu untuk hal yang tidak berguna.

Berlari dengan tujuan adalah hal mutlak yang harus kita lakukan. Dalam perusahaan, organisasi, pemerintahan, bahkan aktivitas pribadi, kita harus menetapkan tujuan agar mampu menentukan jalan dan melangkah untuk menjalaninya. Tujuan adalah hal yang penting dan harus ditetapkan sedari awal sebelum kita melangkah dan menetapkan jalan.

Pernahkah kita menyaksikan gelanggang marathon? Akan berlari kemanakah para pelari jika mereka tidak mengetahui garis akhir mereka? Atau adakah perusahaan dan pemerintahan yang berhasil tanpa menentukan terlebih dahulu target pencapaian mereka setiap tahunnya?

Tanpa tujuan, perusahaan, organisasi, pemerintahan, ataupun aktivitas pribadi kita tidak akan pernah dapat berlari mencapai hal yang lebih baik. Bahkan berlari tanpa tujuan justru dapat membawa kita kepada kehancuran. Banyak perusahaan dan organisasi yang mandek, mundur, bahkan hancur karena tidak mampu menentukan tujuan yang jelas dan spesifik. Pemerintahan yang tidak memiliki tujuan yang jelas dan terarah hanya akan membawa mudarat bagi warganya. Pemerintahan tanpa tujuan akan berakhir sia-sia dan tidak dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat.

Roma adalah sebuah tujuan yang ditetapkan seorang pelancong sehingga dia dapat memikirkan seribu kemungkinan jalan menuju Roma. Pelancong ini menunjukkan kepemimpinannya dengan menetapkan tujuan sebelum berjalan ataupun berlari. Berlari dengan tujuan membutuhkan kepemimpinan. Begitu juga sebaliknya, seorang pemimpin harus memiliki tujuan agar dapat berlari membawa perusahaan, organisasi, ataupun masyarakat yang dipimpinnya.

Merencanakan Perjalanan
Pemimpin yang memimpin tanpa tujuan tidak akan dapat merencanakan perjalanan yang baik untuk perusahaan, organisasi, ataupun masyarakat yang dipimpinnya. Pemimpin yang seperti ini akan membawa perusahaan, organisasi, ataupun masyarakatnya berjalan di tempat, ataupun berlari tanpa arah bahkan kehilangan arah. Tidak ada tujuan yang ditetapkan, maka tidak jelas jalan yang akan dilalui. Pemimpin tanpa tujuan tidak akan membawa manfaat bagi orang yang dipimpinnya.

Sayangnya kita sering kali memilih pemimpin yang belum menetapkan tujuannya dengan jelas. Kita lebih senang memilih pemimpin yang kelihatan bagus dari luar, tanpa berusaha melihat seberapa luas dan jauh visi dari pemimpin ini. Perusahaan, organisasi, ataupun masyarakat kita justru memberikan amanah kepada pemimpin yang tidak bervisi ketimbang kepada pemimpin yang memiliki arah dan tujuan.

Di sekitar kita, ada banyak contoh perusahaan, organisasi, ataupun daerah yang dipimpin oleh pemimpin yang tidak punya arah tujuan. Akhirnya, dana habis dengan sia-sia, sumber daya manusia tidak diberdayakan dengan baik, fasilitas terbuang tanpa guna, dan banyak potensi-potensi baik lainnya yang gagal dan tidak dapat dimanfaatkan.

Pemimpin yang baik harus dapat membawa masyarakat yang dipimpinnya berlari dengan tujuan. Adanya tujuan dapat memberi gambaran kepada kita tentang bagaimana cara kita mencapai tujuan tersebut. Dengan adanya gambaran, kita dapat merencanakan perjalanan dengan baik; menyusun persiapan, baik dana, sumber daya, ataupun fasilitas yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan kita. Pemimpin yang berlari dengan tujuan akan dapat mengembangkan perusahaan, organisasi, ataupun daerah yang dipimpinnya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
 
Menjadi pemimpin yang berlari dengan tujuan bukanlah pekerjaan yang mudah. Namun kita semua dapat menjadi pemimpin yang demikian asalkan memiliki komitmen, semangat pembelajar, dan visi membangun. Ada seribu jalan ke Roma. Mari putuskan tujuan ‘Roma’ kita sehingga kita dapat memikirkan ‘seribu jalan’ untuk mencapainya.

Sunday 21 June 2015

Jangan Berhenti, Tetaplah Membangun

JANGAN BERHENTI, TETAPLAH MEMBANGUN
(Inspirasi dari Bunda Theresa)

Beberapa waktu ini mendengar kabar yang membuat jengkel dan kecewa. Bersyukur waktu ibadah Minggu di GKI Maulana Yusuf, sang pengkhotbah mengutip kalimat inspiratif dari Bunda Theresa.


Dulu saya pernah membaca kutipan suster peraih Nobel ini, dan dalam momen yang sangat pas saya diingatkan kembali pesan berharga ini. Tetaplah bahagia dalam berbuat baik. Tuhan memang selalu menguatkan di waktu yang tepat.

Semoga pesan Bunda Theresa ini dapat bermanfaat bagi teman-teman yang membaca. Selamat membaca. :)

•    Terkadang orang berpikir secara tidak masuk akal dan bersikap egois. Tetapi, bagaimanapun juga, terimalah mereka apa adanya.

•    Apabila engkau berbuat baik, orang lain mungkin akan berprasangka bahwa ada maksud-maksud buruk di balik perbuatan baik yang kaulakukan itu. Tetapi, tetaplah berbuat baik selalu.

•    Apabila engkau sukses, engkau mungkin akan mempunyai musuh dan juga teman-teman yang iri hati atau cemburu. Tetapi teruskanlah kesuksesanmu itu.

•    Apabila engkau jujur dan terbuka, orang lain mungkin akan menipumu. Tetapi tetaplah bersikap jujur dan terbuka setiap saat. Walau suatu saat nanti engkau akan tertipu lagi.

•    Apa yang telah kau bangun bertahun-tahun lamanya, dapat dihancurkan orang dalam satu malam saja. Tetapi, janganlah berhenti, dan tetaplah membangun.

•    Apabila engkau menemukan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati, orang lain mungkin akan iri hati kepadamu. Tetapi, tetaplah berbahagia.

•    Kebaikan yang kalakukan hari ini, mungkin besok akan dilupakan orang. Tetapi, teruslah berbuat baik.

•    Berikan yang terbaik dari apa yang kaumiliki, dan itu mungkin tidak akan pernah cukup. Tetapi, tetap berikanlah yang terbaik.

•    Sadarilah bahwa semuanya itu ada diantara engkau dan Tuhan. Tidak akan pernah ada antara engkau dan orang lain. Jangan pedulikan apa yang orang lain pikirkan atas perbuatan baik yang kaulakukan. Tetapi, percayalah bahwa mata Tuhan tertuju pada orang-orang yang jujur, dan Dia dapat melihat ketulusan hatimu.

Semangat selalu dalam berbuat baik. Berdiri teguh, jangan goyah.
Selalu optimis dan positif menjalani hari.
:)

Tidak Perlu Lebay Berbangga

Inilah yang membuatku dari dulu itu paling tidak tertarik membagikan tautan berita tentang artis/orang yang pindah agama/kepercayaan, baik dari agama lain ke agama yang kuanut, maupun sebaliknya.

Kita tidak perlu lebay berbangga ketika ada berita yang menyatakan si A beralih menganut agama/kepercayaan kita, dan sebaliknya juga tidak perlu marah berlebihan ketika mendengar si B meninggalkan agama/kepercayaan kita.

(Waktu dulu saya membaca berita ttg seorang artis yang berpindah agama dari agama saya ke agama lain, saya sempat kesal membaca komen orang-orang yang merespon berita itu. Ada komentar marah dan menyesali keputusan artis tersebut, ada juga komentar ucapan selamat yang menurut saya terlalu berlebihan. Menurut saya keduanya kurang tepat dan reaktif.)

Kita hidup di bangsa yang heterogen. Sejarah mencatat dan kita pun sudah mempelajarinya sejak bangku sekolah. Sejak beratus tahun yang lalu masyarakat Nusantara sudah akrab dengan interaksi lintas agama, suku, ras, dan golongan.

Ketimbang reaktif karena isu di atas, lebih tepat jika kita marah ketika ada orang yang mengaku seagama dengan kita, tapi tidak menunjukkan nilai-nilai yang baik yang agama kita ajarkan, yakni nilai kejujuran, keadilan, integritas, dan lainnya.

Dan yang harusnya kita banggakan adalah ketika kita bisa menunjukkan nilai-nilai baik yang agama kita ajarkan serta bekerjasama dengan saudara sebangsa kita yang berbeda agama, membangun negeri yang besar ini.

Iman adalah urusan individu dengan Sang Pencipta. Tapi membangun negeri ini adalah urusan kita bersama.

Salam damai.

Tuesday 16 June 2015

Berusaha Untuk Lebih Setia

Berusaha untuk Lebih Setia

Kalau kupikir-pikir lagi, selama ini ternyata aku salah mengetikkan harapan saat menutup pembicaraan dengan teman bicara. Aku sering mengetik"semoga Tuhan menjaga kita", "semoga Tuhan memberkati kita", "semoga Tuhan melindungi kita", dan kalimat harapan sejenis lainnya.

Kalimat itu seakan-akan mengatakan ada kalanya Tuhan akan menjaga, memberkati, dan melindungi kita, tapi ada kalanya tidak.

Padahal, tanpa kita minta pun, sebenarnya Tuhan selalu setia menjaga, memberkati, dan melindungi kita. Idealnya kasih orangtua dan anak, jauh lebih sempurna lagi kasih Tuhan kepada makhluk ciptaan-Nya.

Justru sebaliknya, kita yang makhluk ciptaan ini justru yang kurang bahkan tidak setia. Ada juga kita yang menjauh bahkan membenci-Nya.

Terkadang kita mengaku mencintai Tuhan, tapi malah membenci ciptaan-Nya. Memusuhi orang lain, merusak lingkungan, membunuh hewan seenaknya.

Mungkin kita tidak sadar, ketika kita melukai, melecehkan, bahkan merusak makhluk ciptaan-Nya, maka kita juga telah melukai hati Tuhan Sang Pencipta.

Ini bisa dianalogikan dengan seorang pelukis yang akan kecewa bahkan marah ketika lukisan terbaik karya tangannya dirusak atau dilecehkan oleh orang lain.

Maka sepertinya kalimat harapan "semoga Tuhan menjaga, memberkati, dan melindungi kita" tidak lagi tepat menjadi kalimat penutup suatu pembicaraan. Karena faktanya Tuhan selalu setia, tapi sebaliknya kita tidak setia.

Kita meminta Tuhan menjaga, memberkati, dan melindungi kita, tapi kita tidak menjaga dan melindungi sesama makhluk ciptaan Tuhan (manusia dan alam).

Lebih tepat jika kita ucapkan "semoga kita setia menjaga keluarga, teman, sesama, dan alam sekitar kita karena Tuhan setia menjaga kita". Dengan kalimat harapan seperti ini, semoga mengingatkan kita untuk berusaha lebih setia.

Wednesday 10 June 2015

Orkestra Yang Meng-Indonesia?

ORKESTRA YANG MENG-INDONESIA?

Iseng-iseng tadi pagi membuka youtube untuk mendengar alunan musik klasik Canon in D. Pas dapatnya alunan lagu ini dimainkan oleh Nanyang Polytechnic Chinese Orchestra.

Ternyata ada yang menarik dari video ini (teman2 bisa saksikan sendiri videonya di link ini). Biasanya orkestra menggunakan alat musik klasik Barat. Tapi orkestra yang satu ini menyajikan tampilan yang baru pertama kali ini kulihat.

Mereka memadukan alat musik klasik Barat dengan alat musik bangsa mereka sendiri. Bahkan dalam lagu ini, alat musik mereka terlihat lebih banyak jumlahnya dan terdengar lebih dominan suaranya ketimbang alat musik klasik Barat.

Ini hal yang menurutku baru dan unik. Orkestra itu ternyata tidak identik dengan alat musik klasik Barat, tapi juga dapat diisi berbagai alat musik lokal negara masing-masing.

Kebanyakan kita masih menganggap orkestra itu identik dengan alat musik klasik Barat. Aku sendiri pun baru tersadarkan dan tercerahkan pagi ini setelah secara kebetulan menyaksikan video NYP Chinese Ochestra.

Sejauh ini aku memang baru beberapa kali menonton penampilan orkestra Indonesia, baik lewat televisi ataupun langsung. Tapi seingatku, alat musik yang digunakan dalam orkestra itu kebanyakan, bahkan semuanya masih didominasi alat musik klasik Barat.

Saat menonton video orkestra dari teman-teman mahasiswa ini, sekejap imajinasiku pun melayang tinggi.

Bagaimana ya kalau alat musik khas Indonesia seperti Angklung, Gendang Karo, Sasando, Tifa, Suling, Kacapi, Ketipung, Demung, Sarunei, dan lain sebagainya dimainkan dalam satu orkestra yang khas Indonesia?

Wah, pasti akan menjadi alunan yang indah, merdu, dan enak didengar. Dan paduan berbagai alat musik ini tentu akan juga mencitrakan kesatuan bangsa Indonesia dalam berbagai keberagaman.

Ya, untuk sekarang aku hanya bisa berkhayal saja, tapi berharap suatu saat akan bisa menyaksikan kolaborasi yang khas Indonesia itu.

Catt: Kalau teman-teman ada tahu link video yang menampilkan orkestra yang meng-Indonesia, mohon dibagi ya infonya. Trimakasih :D

Sunday 7 June 2015

Semua Orang Menghadapi Hari Yang Berat

Setiap hari kita harus menghadapi aktivitas yang penuh tantangan. Hari berganti hari, minggu berganti minggu, bulan dan tahun juga berlalu. Namun selama itu juga kita harus melakukan pekerjaan, perkuliahan, pertemuan, rapat, ataupun berbagai aktivitas lainnya.

Setiap hari kita harus berinteraksi, dengan pimpinan, rekan kerja, dosen, orangtua, mertua, istri, anak, teman, dan berpuluh bahkan beratus orang lainnya. Sering kali mereka memberikan sapaan hangat, pujian, ataupun senyuman. Tapi tidak jarang juga mereka menyampaikan keluhan, amarah, hujatan, curhatan, bahkan makian. Setiap hari terasa berat, dan sayangnya orang-orang terdekat kita bahkan tidak dapat membantu meringankan beban kita.

Bersikaplah baik kepada semua orang, sebab semua orang menghadapi hari yang berat -Gostick & Elton-

Ya, setiap orang menghadapi hari yang berat. Maka berucap, bersikap dan berbuat baiklah pada semua orang, terutama orang-orang di sekitar kita.

Kita tidak akan pernah tahu kapan kata-kata atau tindakan baik kita bakal membuat perbedaan dalam hidup seseorang.

Selamat menjalani hari. :)