inspirasi

inspirasi

Thursday 19 July 2012

Enam Tahun, Selanjutnya Apa?


Enam tahun, masa pembentukan di Kawah Candradimuka, Laboratorium Kehidupan, Kampus Ganesha, Institut Teknologi Bandung.
Enam tahun, proses belajar dalam indahnya suka dan duka, senang dan sedih, serta ringan dan berat.
Enam tahun, waktu yang tidak cepat, juga tidak lama.
Enam tahun, selanjutnya apa?

 
Naik kereta dari Medan ke Rantauprapat dan melihat alam di sepanjang jalur rel kereta. Menyaksikan jutaan pepohonan yang terhampar luas, diselingi rumah-rumah kecil terkadang gubuk. Ada yang dilapisi dinding bersemen, terkadang hanya batu bata telanjang, dan tidak jarang hanya diselumuti papan juga triplek.
Enam tahun merasakan fasilitas kuliah, selanjutnya apa?


Menyeberangi jembatan di jalanan Medan, terbentang lebarnya sungai Babura dan Deli. Terpampang bantaran sungai yang penuh warna. Ibu-ibu yang mencuci bajunya sampai bersih dengan air sungai yang kotor. Anak-anak kecil yang bersukaria mandi di pinggiran sungai. Rumah-rumah kumuh dengan baju-baju yang dijemur di depan rumah, tidak dapat dibedakan mana yang sudah dicuci dengan yang belum dicuci. Para pemuda dan kaum ayah yang pergi pagi dan pulang malam, menarik becak ataupun menjadi kuli bangunan, demi sesuap nasi esok hari.
Enam tahun menikmati indahnya pendidikan di kota Bandung, selanjutnya apa?

Bagaimana lagi kabar masyarakat di pedalaman Sumatera Selatan, ataupun kondisi rakyat di perbatasan Indonesia-Malaysia?


Siapakah yang tahu suka-duka anak pertiwi di pulau-pulau kecil Indonesia ataupun cerita senang-sedih putra-putri tanah air di Papua ataupun Sulawesi?


Enam tahun, waktu yang tidak cepat, juga tidak lama.


Apakah waktu tersebut telah menyiapkan masa yang bermakna?
Ataukah hanya akan menjadi kesia-siaan belaka?


Enam tahun masa menimba ilmu dan pengetahuan serta mencari permasalahan dan solusinya. Namun selama enam tahun itu juga, rumah-rumah di sepanjang rel kereta api Medan-Rantauprapat tetaplah diselimuti batu-bata dan papan-triplek. Bantaran sungai Babura dan Deli masih juga dihias oleh rumah-rumah kumuh dan keluarga yang menikmati bersihnya air sungai yang kotor. Bagaimana juga kabar masyarakat di pedalaman Sumatera Selatan, rakyat di perbatasan Indonesia-Malaysia, anak pertiwi di pulau-pulau kecil Indonesia, ataupun putra putri tanah air di Papua ataupun Sulawesi?

Maka,
Enam tahun, selanjutnya apa???


Rabu, 18 Juli 2012
Sepanjang Rel Kereta Api Medan-Rantauprapat