inspirasi

inspirasi

Thursday 10 November 2011

Veni, Vidi, Vici

Saya datang, saya lihat, saya menang. Bagi kita yang senang membolak-balik buku sejarah dunia tentunya pernah membaca pernyataan ini. Ya, kalimat ini diucapkan oleh Julius Caesar, jenderal dan konsul Romawi pada tahun 47 SM. Julius Caesar menggunakan kalimat ini dalam pesannya kepada senat Romawi untuk menggambarkan kemenangannya atas Pharnaces II dari Pontus dalam pertempuran Zela. Dalam bahasa Latin, kalimat ini kita kenal sebagai Veni, Vidi, Vici. (sumber: id.wikipedia.org, kata kunci: veni, vidi,vici)

Julius Caesar menggambarkan kisah kemenangannya dalam satu kalimat yang pendek. Namun, perjuangan yang harus dilakukan Caesar tentunya tidak semudah menuliskan kalimat singkat ini.  Akal Sang Jenderal dipenuhi ide dan pemikiran bagaimana memenangkan peperangan ketika dia datang dan melihat arena pertempuran. Butuh strategi yang mumpuni, persiapan yang matang, dan prajurit bertekad baja untuk memenangkan sebuah peperangan. Dan pasukan Romawi sangat beruntung memiliki seorang Julius Caesar sebagai pucuk pimpinan mereka. Sang jenderal memiliki karisma dan kemampuan untuk menjalankan itu semua. Pada akhirnya dia dapat menuliskan dengan tegas: Saya datang, saya lihat, saya menang. Sang jenderal telah memenangkan pertarungan dengan mudah.

Dalam konteks kekinian, apabila sosok tersebut hadir di tengah negeri, angan kita tentu akan menari dalam indahnya kemakmuran dan kemajuan Indonesia. Kemiskinan, ketidakadilan, dan korupsi akan bergidik mengenal karakter seperti Sang Jenderal. Namun sayang, orang yang memiliki sifat berani seperti Julius Caesar masih jarang ditemukan di bangsa ini. Sulit rasanya mencari pemimpin yang berani mengatakan kalimat ini -saya datang, saya lihat, saya menang- dan kemudian segera melakukan langkah-langkah kongkrit agar hal tersebut bisa terjadi.

Dari media dan informasi yang ada, kita dapat mengenal dan mengamati pejabat di bangsa kita. Mereka yang memegang posisi-posisi strategis seharusnya menjadi pemimpin kita dalam mengatasi permasalahan yang ada. Namun, dalam realita yang terjadi, pejabat bangsa kita yang sedang berada di tengah sebuah permasalahan, dia datang ke permasalahan tersebut. Bukannya melihat dan menjawab/memenangkan permasalahan, sang pejabat bersikap seakan permasalahan itu tidak ada. Dia tidak melihat adanya permasalahan tersebut.

Tidak jarang juga kita melihat pemimpin yang datang ke sebuah kondisi dan dia melihat adanya sebuah permasalahan. Namun, sang pemimpin tidak berusaha memenangkan permasalahan tersebut. Dia hanya membiarkan dirinya sebatas tahu, tanpa berusaha mengalahkan sang masalah. Akalnya seakan tidak ingin berpikir mencari ide memenangkan pertempuran dan memberikan kebahagiaan bagi rakyat yang menanti di belakangnya.

Kita juga tidak sedikit melihat pemimpin kita yang mengucap dengan lantang saya datang, saya lihat, saya menang, namun dirinya tidak berusaha melakukan tindak nyata untuk membuat kata-katanya terjadi. Dia menyangka ketika dia telah mengatakannya, maka hal yang diucapkannya itu telah terjadi. Pada akhirnya, kemenangan pun akan sulit diraih oleh bangsa ini; kemenangan di segala sektor dan bidang yang sudah letih akan penjajahan kemiskinan, ketidakadilan, korupsi, dan lainnya, dan lainnya.

Melakukan perubahan tidak segampang meneriakkan perubahan. Dibutuhkan strategi, persiapan dan tekad untuk merealisasikan sebuah impian menjadi kenyataan. Begitu juga dalam membawa kemenangan bagi bangsa ini; menang dari kemiskinan, menang dari ketidakadilan, menang dari korupsi dan lain sebagainya. Bangsa ini rindu akan orang yang memiliki karakter berani seperti Julius Caesar. Mengatakan dengan tegas; Veni, Vidi, Vici –saya datang, saya lihat, saya menang- dan kemudian melakukan tindakan dan langkah kongkrit untuk membuat kemenangan itu nyata; baginya, bagi rakyatnya, bagi bangsa dan negaranya.